Desa Dukupuntang

Kec. Dukupuntang, Kab. Cirebon
Prov. Jawa Barat

Loading

Desa Dukupuntang

Perayaan

Hari Ibu

  • Hari
  • Jam
  • Menit
  • Detik

Selamat Hari Ayah Nasional 12 November 2024

Ayah....Aku bangga jadi anakmu

Maafkan anak mu yah, kebodohanku selama ini terlalu mengikuti egoku hingga aku tak sadar bahwa aku telah menyakiti ayah

قُلْ تَعَالَوْا اَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ اَلَّا تُشْرِكُوْا بِهٖ شَيْـًٔا وَّبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًاۚ وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ مِّنْ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَاِيَّاهُمْۚ وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَۚ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُوْنَ

Info
Selamat datang di Website Resmi Desa Dukupuntang Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat

Berita Desa

Komentar Terbaru

Konten Populer

Kategori

Inces - dukupuntang.id

1. Asal-Usul Desa Dukupuntang

Banyak rumor yang tersebar di penjuru desa dukupuntang bahwa asal mula desa dukupuntang adalah penggabungan antara desa puntang dan dukumalang, nama “duku” diambil dari nama dukumalang dan “puntang” diambil dari nama asli desa puntang shingga digabung menjadi Dukupuntang. Sangat sedikit orang yang tahu asal usul nama “Puntang” dan nama “Dukumalang”. Dari beberapa nara sumber yang diperoleh dari penduduk asli sangat sedikit yang tahu persis apa dan bagaimana asal-usul nama puntang dan dukumalang.

Bachrudin (32th) seorang perangkat desa yang menjabat di bidang keuangan menuturkan bahwa desa Dukupuntang dahulunya adalah dua desa yang berbeda yang kemudian disatukan menjadi satu desa. Adapun asal usul namanya beliau mengambil rujukan dari dokumen milik desa yang disitu tercatat bahwa pada zaman dahulu ketika terjadi peperangan antara kesultanan dengan ratu galuh (rajagaluh) kesultanan mengirimkan pasukan yang kemudian dibagi menjadi dua pasukan. Pasukan pertama diarahkan ke selatan yang membentang dengan tujuan membendung pasukan Rajagaluh yang datang melalui Cikalahang. Pasukan kedua diarahkan ke barat untuk membuat benteng pertahanan sebagai penghalang masuknya musuh (Rajagaluh) dari arah desa Bobos. Pedukuhan bekas dari pembentangan tersebutlah yang kemudian dinamakan puntang.

Beliau juga menuturkan tentang sesepuh desa. Di negeri seberang ada seorang sultan dari bagdad bernama Sultan Bagdad. Beliau mempunyai empat orang anak yaitu Syarif Durakhman, Syarif Durakhim, Syarif Kaffi dan Nyi Syarif Bagdad. Mereka mempunyai sebuah alat musik kesenian berupa Gembyung yang memiliki arti terbang. Sultan Bagdan melarang keempat anaknya untuk memainkan dan membunyikan Gembyung, sering kali Sultan Bagdad memarahi keempat anaknya apabila mereka membunyikannya. Oleh karena tidak tahan dimarahi oleh Sultan Bagdad, keempat anaknya pun melarikan diri bersama pengikutnya ke Cirebon. Pengikutnya terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan jumlah total 1200 jiwa yang kemudian ditempatkan di Puntang.

Di antara pengikut-pengikutnya ada dua orang yang sangat terkenal atau tersohor yaitu Tuan Keli yang merupakan pesuruh dari Bagdad dan Pangeran Adi Kersa yang ditugaskan oleh Mbah Kuwu Cerbon untuk menjadi penasihat Syarif Kaffi (Sayid Alwi) di daerah patuanan. Dalam menjalankan tugasnya pangeran Adi Kersa ditemani oleh dua sesepuh Patuanan yaitu Ki Bakila dan Ki Rakila. Setelah Syarih Kaffi wafat, beliau kemudian dimakamkan di daerah Patuanan. Karena dianggap meninggalkan karomah, kampung tersebut kemudian sering dinamakan sebagai kampung Kramat yang sekarang terbukti dengan adanya pasarean atau tempat pemakaman. Sebelum  adanya penggabungan antara Puntang dengan Dukumalang, kampung kramat terletah di daerah Dukumalang.

Melanjutkan penuturan yang disampaikan Bpk Bachrudin bahwa pada masa pemerintahan Hindia Belanda sekitar tahun 1912, bupati cirebon memutuskan untuk menggabungkan desa Dukumalang dengan desa Puntang karena desa yang berdekatan itu mempunyai luas yang terbilang kecil. Selanjutnya kuwuatau kepala desa dari kedua desa diberhentikan secara hormat dari jabatannya dankemudian diberi pensiun berupa sawah seluas setengah bau atau sekitar 0,175 ha. Hasil penggabungan terebut dinamakan desa Dukupuntang. “Duku” diambil dari nama depan desa Dukumalang dan “puntang” diambil dari nama desa Puntang. Hasil pemilihan kuwu pertama terpilih Kuwu Sabda yang menjabat hingga akhir tahun 1947. Semasa kepemimpinan Kuwu Abdullah Iroqie TM, sekitar tahun 1966musyawarah tokoh memutuskan untuk mengganti nama desa Dukupuntang menjadi Desa Kramat. Hal itu dikarenakan nama Kramat lebih terkenal dibandingkan dengan nama Dukupuntang. Namun karena terbentur pembiyayaan, usulan penggantian nama itu tidak sempat diajukan kepada Mentri Dalam Negri.

Berbeda  dengan penuturan Bpk Bachrudin, Bpk Rosyid (sekitar 69th) seorang petani dari desa Dukupuntang asli memberikan penuturan bahwa dahulu Desa Dukupuntang merupakan penggabungan dua desa yang berdekatan yaitu Desa Puntang dan Desa Dukumalang. Beliau juga menuturkan bahwa penggabungan tersebut terjadi sebelum adanya peristiwa G 30S/PKI namun beliau tidak mampu mengingat tahun berapa penggabungan desa itu terjadi. Kuwu yang menjabat saat itu adalah ayahanda dari Kuwu Sabda, beliau juga tidak mengingat namanya. Ketika desa Puntang masih menjadi desa yang tersendiri (sebelum penggabungan) memilki kantor desa di Blok Puntang Wetan. Beliau menuturkan juga bahwa kejadian itu sangat lama sampai-sampai dia tidak mampu mengingat begitu jelas.

2. Informasi Umum Desa Dukupuntang

Berdasarkan data yang diperoleh dari Bpk Bachrudin (32) seorang perangkat desa di bidang keuangan. Desa Dukupuntang adalah desa yang terletak di bagian barat Kabupaten Cirebon, tepatnya berada di Kecamatan Dukupuntang.desa dukupuntang memiliki luas sekitar 74.914 ha/m2. Desa Dukupuntang sebelah barat berbatasan dengan Desa Cisaat dan Desa Girinata di daerah bagian timur berbatasan dengan Desa Mandala  dan Desa Cangkoak. Sedangkan di bagian utara berbatasan dengan Desa Kepunduan dan Desa Balad dan digian sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cikalahang dan Desa Bobos. Desa dukupuntang memilki jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2213 jiwa dan perempuan sebanyak 2233 jiwa sehingga total penduduk sebesar 4446 jiwa. Dari keseluruhan penduduk Desa Dukupuntang adalah pemeluk agama Islam dan merupakan warga negara Indonesia (WNI). Mata pencaharian penduduk banyak yang merupakan petani dan peternak terutama ikan serta penambang batu alam, ada juga yang sebagai pedagang di daerah Kramat. Desa Kramat terbagi menjadi lima rukun warga (RW) dan lima belas rukun tagga (RT). Di desa Dukupuntang Juga terdapat tiga buah sekolah dasar (SD) dan  satu Madrasah ibtidaiyah (MI) serta terdapat dua SMA swasta yaitu SMA yapisa dan SMA kramat di desa dukupuntang juga terdapat satu sekolah menengah pertama yaitu MTs Al-hidayah.

Menurut seorang narasumber yaitu bpk Ana Bandi menuturkan bahwa dahulu ada blok di desa Dukupuntang yang mengalami pertukaran dengan Desa Balad. Blok itu adalah Blok Dukudemang dari Desa Dukupuntang yang ditukar dengan Blok Balad tengah dari Desa Balad. Penukaran itu dilakukan karena posisi dari kedua blok itu terjepit sehingga blok itu kemudian ditukar untuk penataan wilayah yang lebih teratur. Blok Balad Tengah berada persis di bagian utara Desa dukupuntang dan Blok Dukudemang berada terjepit diantara desa balad berbatasan dengan Blok Pete’ dan Blok Cidemit. Meskipun mengalami pertukaran oleh desa namun hal itu tidak kemudian merubah nama blok-blok tersebut. Blok dari Desa Balad yang dimasukkan ke Desa Dukupuntang tetam bernama Blok Balad Tengah. Demikian pula dengan blok dari Desa Dukupuntang yang dimasukkan ke dalam Desa Balad tetap bernama Blok Dukudemang. Bpk Ana tidak dapat mengingat jelas kapan ditukarnya kedua blok itu namun yang ia tahu hanya pertukaran terjadi sebelum ia lahir sehingga kemungkinan pertukaran terjadi ketika pemerintah desa berada dalam kepemimpinan antara Kuwu Sabda, Kuwu Madi dan Kuwu Hadori.

3. Sejarah Penamaan setiap blok

Berdasarkan analisis sementara, kebanyakan blok di Desa Dukupuntang menggunakan sistem penamaan berdasarkan letak. Blok blok yang menggunaan sistem penamaan berdasarkan letak seperti; Puntang Wetan, Puntang Kulon, Puntang Kidul. Namun ada juga yang memang memilki nama unuk dan berdasarkan sejarah dan mitos yang berlaku. Seperti blok Jayem, Blok Puntang Bodol (Puntang wetan), Blok M (bernama Puntang Tengah sebelum penggabungan desa), Blok Patuanan, Blok Kramat, dan Blok Dukumalang.

Sesuai dengan namanya Blok Puntang Wetan adalah sebuah blok yang berada di bagian paling wetan (timur) Desa Dukupuntang. Bpk Rosyid (sekitar 69th) seorang petani dari Blok Puntang Bodol menuturkan bahwa Blok Puntang Wetan merupakan pusat pemerintahan ketika Desa Putang masih berdiri sendiri. Setelah penggabungan kemudian kantor desa dipindak ke daerah Kramat. Ketika itu Blok Puntang wetan berpenduduk sangat sedikit bahkan rumah yang terdapat pun hanya sejumlah 25 rumah. Beliau menuturkan bahwa nama Blok Puntang Bodol adalah Imbas dari adanya seorang penduduk yang memilki nama Mbok Bodol. Namun Mbok Bodol Sudah meninggal beberapa tahun lalu. Hal itulah yang menurut beliau Puntang Wetan lebih terkenal sebagai Puntang Bodol.

Berbeda dengan penuturan yang diberikan Bpk Rasyid, Bpk Ana Bandi (45th) seorang petani dan peternak dari blok Jayem menuturkan bahwa memang Blok Puntang Bodol dahuluya bernama Blok Puntang Wetan. Setelah adanya penggabungan antara desa Dukumalang dan desa Puntang, kantor desa yang semula ada di Puntang Wetan dialihkan ke daerah Kramat. Sehingga blok itu sering dijuluki sebagai bekas kantor desa. Sehingga melekat dalam anggapan masyarakat mengenai perihal “bekas” itu. Hal itulah yang mengakibatkan nama Puntang Wetan diubah menjadi Puntang Bodol.

Perbedaan pendapat ini tidak lepas dari anggapan setiap orang. Bpk Rasyid yang notabene nya penduduk asli Puntang Wetan mengaggap bahwa  penamaan Puntang Bodol hanyalah penamaan yang “ngasal” atau berasal dari pengaitan yang tidak mendasar karena hanya diambil dari nama seorang penduduk asli Puntang Wetan yaitu Mbok Bodol. Sedangkan bpk Ana Bandi menganggap bahwa memang ada penduduk yang bernama Mbok Bodol, namun hal itu tidak berkaitan dengan penamaan blok tersebut. Anggapan masyarakat mengenai Blok Puntang Bodol adalah pembentukan alami akibat blok tersebut terkenal sebagai kampung “bekas” kantor pemerintahan desa Puntang. Pendapat kedua ini juga dikemukakan oleh Bpk Khaerudin yang juga warga asli Puntang Bodol. Jika dilihat dari segi sifat alami seorang manusia maka setiap orang memiliki jiwa nasionalisme atau membela tanah air kelahiran, maka wajar jika Bpk Rasyid bernaggapan bahwa penamaan Blok Puntang Bodol hanyalah penamaan yang ngasal . karena walau bagaimanapun Blok Puntang wetan adalah tanah kelahirannya, wajar saja bila kemudian beliau tidak terima atas penamaan Puntang Bodol. Sedangkan bpk Ana Bandi dan bpk Khaerudin hanya melihat penamaan tersebut dari segi sejarah saja.

Blok M atau yang dulunya bernama Blok Puntang Tengah. Sesuai dengan penuturan dari bpk Bori (50th) seorang tukang bangunan dari blok M (Puntang tengah) menuturkan bahwa penamaan ini sesuai dengan namanya Blok ini berada di tengah desa Puntang sebelum adanya penggabungan desa. Setelah adanya penggabungan blok ini tidak lagi berada ditengah, karena desanya sudah semakin luas yaitu desa Dukupuntang. Kemudian blok ini berganti nama menjadi Blok M , hurum “M” diambil dari singkatan makam.nama tersebut diambil karena di daerah itu ada tempak pemakaman umum yang cukup luas. Berkaitan dengan hal ibu Saeri (39 th) yang merupakan seorang asli kelahiran desa dukupuntang mempunyai penjelasan yang sesuai dengan penjelasan yang disampaikan Bpk Bori bahwa blok M memang diambil dari singkatan M untuk makam. Namun ada penjelasan yang lebih lanjut dimana blok ini juga pernah dinamakan blok bunut. Nama tersebut diambil karena adanya makam bunutatau makam yang ada di pertigaan, memang pemakaman yang ada pas disisi jalan dengan pertigaan memasuki makam.

Selanjutnya blok Dukumalang, blok ini memiliki nama persisi sama dengan nama desa sebelum penggabungannya yaitu desa Dukumalang. Ada sebuah cerita entah berasal dari mana namun banyak sumber mengatakan bahwa Dukumalang adalah sebuah desa dimana ada pohon duku yang malang (meling) menghalangi jalan di daerah tersebut. Menurut penuturan yang disampaikan bpk Ana Bandi (45th) bahwa pada jaman dahulu ketika peperangan antara cirebon dengan rajagaluh ada pohon duku yang melintang menghalangi jalan prajurit sehingga untuk melewatinya para bala tentara merunduk menyelinap dari bawah pohon-pohon duku tersebut hingga menerobos ke suatu daerah. Daerah yang banyak pohon duku yang melintang atau bahasa daerhnya malang  kemudian diberi nama desa Dukumalang sedagkat tempat dimana para prajurit berhasil menerobos diberi nama desa Bobos. Dan memang desa yang berbatasan dengan Rajagaluh adalah desa Bobos dan setelahnya ada desa Dukumalang.

Blok Kramat adalah blok yang dulunya sebelum adanya penggabungan masuk kedalam desa Dukumalang. Blok kramat merupakan tempat sentral perdagangan dengan hari pasaran hari sabtu. Di daerah kramat terdapat tempat pemakaman yang cukup dikenal masyarakat karena tempat tersebut banyak dimakamkan leluhur atau buyut  dari desa dukupuntang. Sebagaimana yang dituturkan oleh bapak Bachrudin bahwa di negeri seberang ada seorang sultan dari bagdad bernama Sultan Bagdad. Beliau mempunyai empat orang anak yaitu Syarif Durakhman, Syarif Durakhim, Syarif Kaffi dan Nyi Syarif Bagdad. Mereka mempunyai sebuah alat musik kesenian berupa Gembyung yang memiliki arti terbang. Sultan Bagdan melarang keempat anaknya untuk memainkan dan membunyikan Gembyung, sering kali Sultan Bagdad memarahi keempat anaknya apabila mereka membunyikannya. Oleh karena tidak tahan dimarahi oleh Sultan Bagdad, keempat anaknya pun melarikan diri bersama pengikutnya ke Cirebon. Pengikutnya terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan jumlah total 1200 jiwa yang kemudian ditempatkan di Puntang. Di antara pengikut-pengikutnya ada dua orang yang sangat terkenal atau tersohor yaitu Tuan Keli yang merupakan pesuruh dari Bagdad dan Pangeran Adi Kersa yang ditugaskan oleh Mbah Kuwu Cerbon untuk menjadi penasihat Syarif Kaffi (Sayid Alwi) di daerah patuanan. Dalam menjalankan tugasnya pangeran Adi Kersa ditemani oleh dua sesepuh Patuanan yaitu Ki Bakila dan Ki Rakila. Setelah Syarih Kaffi wafat, beliau kemudian dimakamkan di daerah Patuanan. Karena dianggap meninggalkan karomah, kampung tersebut kemudian sering dinamakan sebagai kampung Kramat yang sekarang terbukti dengan adanya pasarean atau tempat pemakaman.

Masih dari narasumber yang sama mengatakan bahwa ada dua orang sesepuh dari daerah patuanan yaitu Ki Rakila dan Ki Bakila. Karena kedua sesepuh desa itu merupakan sesepuh yang tersohor maka daerah tempat merekatinggal pun diberi nama Patuanan yang diambil dari kata Tetua atau ketua yang memiliki arti dituakan. Senada dengan penuturan bpk Bachrudin, bpk Ana Bandi juga menuturkanhal yang sama dimana nama petuanan diambil karena pada zaman dahulu sesepuh dari desa Dukupuntang yang tinggal di daerah itu. Sehingga daerah itu kemudian dinamakan blok Patuanan. Memang tidak banyak yang dituturkan oleh bpk Ana, namun dapat disimpulkan bahwa memang blok Patuanan dahulunya adalah tempat tinggal buyut tersohor di daerah Desa Dukupuntang

 WhatsApp_Image_2024-06-14_at_17-15-12

4.Beberapa mitos yang berlaku

Ada beberapa mitos yang berkembang di Desa Dukupuntang yang kemudian memunculkan beberapa pantangan bagi penduduk asli Desa Dukupuntang diantaranya yaitu larangan untuk memakan daging kidang atau kijang dan larangan untuk memakan oyong  atau Gambas (Luffa acutangula, suku labu-labuan atau Cucurbitaceae), adalah komoditi sayuran minor. Jika pantangan ini dilanggar maka si pemakan akan merita penyakit gatal semacam budug. Menurut bpk Ana Bandi pantangan ada karena pada zaman dahulu ketika peperangan antara Cirebon dengan Rajagaluh. Terjadi pengejaran Pangeran Arya Kemuning oleh pasukan dari Ratu Galuh.

Pangeran arya kemuning adalah putera dari Syekh Syarif Hidayatullah dari pernikahannya dengan Ong Tien Nio seorang puteri kaisar tiongkok yaitu Yu Wang Lo. Setelah menikah dengan sunan gunung jati nama putri Ong Tien Nio diubah menjadi Ratu Mas Rara Sumanding. Jika dilihat dari sejarah penamaan kabupaten Kuningan diceritakan bahwa pangeran arya kemuning terlahir secara mukjizat karena waktu itu sang kaisar tiongkok menguji kemampuan dari sunan gunung jati dengan menebak apakah putrinya hamil atau tidak. Waktu itu sang putri dimasukkan bokor kuningan ke dalam pakaiannya sehingga terlihat seperti orang hamil. Kemudian sunan gunung jadi mengatakan bahwa putri dari kaisar itu sedang hamil dan akan melahirkan seorang putra dalam 2 atau 3 bulan mendatang. Atas jawaban dari sunan gunung jati kemudian putri menjadi benr-benar hamil seca mukjizat sehingga putri kaisar tersebut dinikahkan dengan sunan gunung jati.

Berlanjut dari pengejaran Pangeran Arya kemuning oleh pasukan Ratu Galuh. Pangeran melihat semak-semak berupa tanaman oyong, karena terdesak pangeran Arya Kemuning menjelma menjadi seekor kijang atau semacam menjangan dengan ajian kijang kencana . pangeran yang terdesak itu kemudian bersembunyi di balik semak belukar tanaman oyong. Sehingga pangeran Arya Kemuning dapat lolos dari pengejaran pasukan Ratu Galuh. Untuk menghormati dari penjelmaan dari Pangeran Arya Kemuning menjadi kijang dan bersembunyi di balik rerimbunan tanaman oyong inilah yang kemudian muncul larangan memakan daging kijang dan buah oyong bagi keturunan asli keturunan Dukupuntang.

Menurut penuturan bpk Soekadi (sekitar 67th) memaparkan bahwa memang ada pantangan bahwa orang dari keturunan dan kelahiran Dukupuntang tidak boleh memakan buah oyong dan memakan daging kijang. Perihal asal usulnya beliau tidak memingat begitu jelas namun kisahnya tentang sebuah pengejaran seorang muslim oleh segerombolan kafir. Muslim tersebut terdesak dan bersembunyi dibalik tanaman oyong dan menjelma menjadi kijang. Hal itulah yang kemudian menjadi asal mula pantangan tersebut.

Jika ditinjau dari jalannya cerita memilki kesamaan alur. Bahkan kemungkinan tokoh yang diceritakan adalah tokoh yang sama karena pangeran Arya Kemuning adalah seorang pemeluk islam yang juga purta dari Sunan Gunung Jati. Sedangkan para pengejarnya yaitu pasukan Ratu Galuh adalah orang-orang kafir sebagaimana dalam kisah-kisah babad bahwa kerajaan Rajagaluh adalah kerajaan yang masih memeluk Agama asli tanah jawa atau kejawen . Dari hal itulah kemudian ada kemungkinan dua versi itu adalah kisah yang sama.

Nama-nama Kuwu/Kepala Desa Dukupuntang di antaranya :
1. Kuwu Sabda : 1917 - 1947
2. Kuwu Madi : 1948 - 1963
3. Kuwu Hudori : 1963 - 1966
4. Kuwu Abdullah Iroqie TM : 1966 - 1982
5. Kuwu Madsari (Pjs) : 1982 - 1984
6. Kuwu Abdullah Iroqie TM : 1984 - 1986
7. Kuwu H. Masrurin : 1986 - 1994
8. Kuwu Samhari (Pjs) : 1994 - 1995
9. Kuwu Masrurin : 1995 – 2003
10. Kuwu H. Eno Sutrsno 2011 - Sekarang
 
Sumber : http://tciu-pedia.blogspot.com/2015/01/sejarah-asal-usul-desa-dukupuntang.html

Kiriman Komentar

Beri Komentar

Desa

1.902

LAKI-LAKI

LAKI-LAKI1.902penduduk

1.858

PEREMPUAN

PEREMPUAN1.858penduduk

3.760

TOTAL

TOTAL3.760penduduk

Layanan
Mandiri

Hubungi Pemerintah Desa untuk mendapatkan PIN

Pemerintah Desa

Kuwu

H. Eno Sutrisno

Tidak Ada di Kantor

Sekretaris Desa

Muhibburrohman

Tidak Ada di Kantor

Kaur TU dan Umum

Sri Widi Astuti

Tidak Ada di Kantor

Kaur Perencanaan

Ermaya Mauludin

Tidak Ada di Kantor

Kasi Kesejahteraan

Subandi

Tidak Ada di Kantor

Kasi Pelayanan

Ali Kamaludin

Tidak Ada di Kantor

Kasi Pemerintahan

Aryudi

Tidak Ada di Kantor

Kadus 2

Fatchurohman

Tidak Ada di Kantor

KAUR KEUANGAN

Nasuha

Tidak Ada di Kantor

Kadus 1

Bachrudin

Tidak Ada di Kantor

PERKEMBANGAN PENDUDUK

Bulan Ini

Kelahiran

0

Orang

Kematian

0

Orang

Masuk

0

Orang

Pindah

0

Orang

Bulan Lalu

Kelahiran

0

Orang

Kematian

0

Orang

Masuk

0

Orang

Pindah

0

Orang

LAYANAN SURAT PENGANTAR

Hari Ini

0

Surat

Kemarin

0

Surat

Minggu Ini

0

Surat

Bulan Ini

0

Surat

Bulan Lalu

0

Surat

Tahun Ini

7

Surat

Tahun Lalu

0

Surat

Total

7

Surat

Menu Kategori
Arsip Artikel

Populer

Terbaru

Agenda

Untuk sementara, belum ada agenda yang akan dilaksanakan.

Komentar
Statistik Pengunjung
Hari ini : 29
Kemarin : 36
Total Pengunjung : 7.909
Sistem Operasi : Unknown Platform
IP Address : 18.119.119.149
Browser : Mozilla 5.0
Menu Kategori
Arsip Artikel

Populer

Terbaru

Agenda

Untuk sementara, belum ada agenda yang akan dilaksanakan.

Komentar
Statistik Pengunjung
Hari ini : 29
Kemarin : 36
Total Pengunjung : 7.909
Sistem Operasi : Unknown Platform
IP Address : 18.119.119.149
Browser : Mozilla 5.0

Transparansi Anggaran

APBDesa 2024 Pelaksanaan

Pendapatan Desa

Realisasi | Anggaran

Rp. 846.323.200,00Rp. 2.525.964.653,00

33.5%

Belanja Desa

Realisasi | Anggaran

Rp. 843.377.190,00Rp. 2.525.964.653,00

33.39%

APBDesa 2024 Pendapatan

Hasil Usaha Desa

Realisasi | Anggaran

Rp. 0,00Rp. 7.200.000,00

0%

Hasil Aset Desa

Realisasi | Anggaran

Rp. 180.000.000,00Rp. 363.600.000,00

49.5%

Lain-Lain Pendapatan Asli Desa

Realisasi | Anggaran

Rp. 0,00Rp. 16.237.653,00

0%

Dana Desa

Realisasi | Anggaran

Rp. 484.570.200,00Rp. 1.033.148.000,00

46.9%

Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi

Realisasi | Anggaran

Rp. 0,00Rp. 33.946.000,00

0%

Alokasi Dana Desa

Realisasi | Anggaran

Rp. 181.753.000,00Rp. 409.676.000,00

44.37%

Bantuan Keuangan Provinsi

Realisasi | Anggaran

Rp. 0,00Rp. 630.000.000,00

0%

Bantuan Keuangan Kabupaten/Kota

Realisasi | Anggaran

Rp. 0,00Rp. 32.157.000,00

0%

APBDesa 2024 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa

Realisasi | Anggaran

Rp. 313.105.190,00Rp. 738.662.653,00

42.39%

Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa

Realisasi | Anggaran

Rp. 389.634.000,00Rp. 963.586.000,00

40.44%

Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa

Realisasi | Anggaran

Rp. 92.593.000,00Rp. 195.916.000,00

47.26%

Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa

Realisasi | Anggaran

Rp. 10.245.000,00Rp. 563.000.000,00

1.82%

Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa

Realisasi | Anggaran

Rp. 37.800.000,00Rp. 64.800.000,00

58.33%
Pemerintah Desa

H. Eno Sutrisno

Kuwu


Tidak Ada di Kantor

Muhibburrohman

Sekretaris Desa
Tidak Ada di Kantor

Sri Widi Astuti

Kaur TU dan Umum
Tidak Ada di Kantor

Ermaya Mauludin

Kaur Perencanaan
Tidak Ada di Kantor

Subandi

Kasi Kesejahteraan
Tidak Ada di Kantor

Ali Kamaludin

Kasi Pelayanan
Tidak Ada di Kantor

Aryudi

Kasi Pemerintahan
Tidak Ada di Kantor

Fatchurohman

Kadus 2
Tidak Ada di Kantor

Nasuha

KAUR KEUANGAN
Tidak Ada di Kantor

Bachrudin

Kadus 1
Tidak Ada di Kantor